Sunday 28 November 2010

Onom

ONOM adalah sebangsa makhluk halus, berpusat di areal sebuah rawa seluas 947 ha, Rawa Onom namanya. Orang tak boleh gegabah membicarakannya sebab selalu saja ada akibatnya. Begitu kata penduduk Banjar. ONOM itu sebangsa makhluk halus. Orang Banjar, Kabupaten Ciamis, menyebutnya sebagai siluman.
 sampai dengan tahun 1942 wilayah Kecamatan Purwaharja ini dikenal sebagai Kampung Siluman. Mengapa disebut begitu, sebab orang mengganggap bahwa kampung itu masuk areal atau wilayah kekuasaan bangsa onom.
Bangsa onom konon punya kerajaan, Pulo Majeti namanya. Hingga kini, wilayah bernama Pulo Majeti masih tetap ada dan hingga kini pula, banyak diziarahi orang yang datang dari mana-mana, hingga dari luar Pulau Jawa.Bagi mata biasa, Pulo Majeti hanya berupa gugusan pulau kecil di tengah rawa bernama Rawa Onom, seluas 947 ha. Namun bagi orang-orang tertentu, itu adalah sebuah kerajaan

Jurukunci Pulo Majeti, Bapak Omod mengabarkan bahwa yang berkuasa di Kerajaan Pulo Majeti adalah Prabu Selang Kuning. Istrinya bernama Ratu Gandawati. Dia punya aparat, yaitu Patih Kalintu dan abdi dalemnya adalah Mas Bugel,Ki Bedegel,Ki Rimpung dan Mas Jemblung. Setiap saat mereka berada di sana dan setiap saat mereka melayani permintaan para peziarah.

Sungguh menakjubkan. Sekarang abad 21 di mana dunia tengah menghadapi era teknologi canggih. Namun demikian, kepercayaan akan dunia lain masih tetap dipertahankan. Contohnya kekuatan Rawa Onom dan Pulo Majeti ini. Maka banyaklah orang berziarah dan bertapa di sana untuk minta berkah, seperti ingin diluluskan segala cita-citanya, ingin dapat jodoh, dapat kerjaan, sampai kepada ingin anak lulus ujian.

Tapi berziarah ke Pulo Majeti segalanya harus serius dan harus dilakukan dengan tertib dan sopan. Kalau ada tindak kesombongan diperlihatkan di sini, alamat akan ada risikonya. Demikian pula yang diakui oleh beberapa penziarah. Pernah ada yang datang namun tak percaya atas keberadaan hal-hal gaib Pulo Majeti. Maka mendadak sontak keanehan diperlihatkan. Pernah seseorang terkencing-kencing lari sebab katanya ada binatang aneh mengejar-ngejar terus. Sementara peziarah lain hanya menatap
terbengong-bengong sebab apa yang ditakuti orang itu, malah tak terlihat oleh orang lain.

Suatu malam buta, tiba-tiba hujan turun dengan deras, disertai kilat menyambar-nyambar. Namun selang beberapa lama kemudian, hujan berhenti dan seluruh pakaian pengunjung
mendadak kering seperti tak pernah terguyur air sebelumnya.

Dihormati penguasa

Kerajaan Bangsa Onom di Pulo Majeti yang dirajai oleh Prabu Selang Kuning ini, kono dihormati pula oleh aparat pemda Kabupaten Ciamis. Percaya atau tidak, beberapa waktu yang lalu, bila di pemda akan mengadakan perayaan apa saja, seperti HUT Kabupaten atau HUT-RI misalnya,
maka dari berbagai kalangan yang diundang, bangsa onom pun diundang pula.

Sampai dengan dekade 1980-an bahkan pada acara-acara perayaan khusus, panitia pernah menyiapkan sebuah kuda yang sudah dihias.

Kuda itu dibawa karnaval dalam keadaan kosong, artinya tanpa penunggang. Namun aneh, kuda itu ngosngosan seperti membawa beban berat. Konon, sebenarnya kuda itu ditunggangi
oleh bangsa onom.

Di lingkungan pendopo juga, suka disediakan sebuah kamar khusus buat “undangan khusus” ini. Di dalam kamar itu sudah dipersiapkan berbagai penganan dan juga pakaian baik pakaian untuk pria maupun untuk wanita. Kata orang tua pengatur tata-cara ini, bila ada hal-hal aneh, maka siapa pun jangan sekali-kali menggubrisnya.

Namun suatu kali ada seorang istri pejabat yang ngomongin seorang tamu. Katanya ada tamu perempuan, kerjanya makan melulu. Tak lama sesudah itu, bibir istri pejabat bengkak mendadak. Dan penyakit bengkak sembuh mendadak setelah orang tua dari panitia minta maaf atas kelancangan berbicara.

Namun seiring dengan perjalanan waktu, seiring pula dengan peningkatan wawasan keagamaan, upacara-upacara seperti ini sudah tak dilakukan di pendopo Kabupaten Ciamis.

Pemberontak

Prabu Selang Kuning, penguasa Kerajaan Pulo Majeti ini, dulunya manusia biasa juga. Dia adalah patih kepercayaan Kerajaan Galuh.

Oleh raja diperintah membangun wilayah baru di daerah Pulo Majeti. Patih lancang Kuning menerima perintah ini sebaik-baiknya sehingga di Pulo Majeti yang semula rawa, berubah menjadi istana hebat.

Namun Selang Kuning tak mau menyerahkan hasil karyanya kepada rajanya, melainkan dia mengangkat dirinya sendiri menjadi penguasa Kerajaan Pulo Majeti.

Untuk menghindarkan percekcokan dengan dengan Kerajaan Galuh, maka Prabu Selang Kuning mengajak seluruh rakyatnya pindah ke alam lain. Itulah bangsa onom.

letak pulo Majeti
http://wikimapia.org/#lat=-7.342056&lon=108.553784&z=18&l=0&m=b&v=8